gambar |
Banyak
sekali amalan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah. Salah satu diantara
adalah membaca hamdalah saat bersin, hal ini dianjurkan melalui sabda nabi yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah.
اذا عطس احدكم فليقل " الحمد لله رب العالمين" وليقل له
اخوه او صاحبه "يرحمك الله" فاذا قال له يرحمك الله فليقل "يهدكم
الله ويصلح بالكم" (رواه ابو داود والناسئي)
“Apabila diantara kalian
ada yang bersin maka hendaklah membaca alhamdulillahi rabbil ‘alamin
(segala puji bagi Allah tuhan alam semesta) kemudian hendaklah saudaranya atau
sahabatnya membalas doa dengan bacaan yarhamukallah (semoga Allah
melimpahkan rahmat kepadamu) dan ketika dibacakan yarhamukallah hendaknya bagi
orang yang bersin membalas kembali dengan doa yahdikumullah wa yushlihu
baalakum (semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan memperbaiki tingakh
lakumu),”(HR. Abu Dawud dan Nasai).
Sabda nabi
diatas tidaklah menyebutkan kapan disunnahkan saat membaca hamdalah tersebut, apakah bersifat umum atau khusus? Apakah
hanya khusus diluar shalat saja ataukah tidak?. Kalau diluar shalat, hal itu
tidak perlu dipertanyakan lagi. Pasalnya, tidak dalam keadaan bermunajat atau
saat berkomunikasi langsung dengan Allah. Yang perlu digali sumber hukumnya
adalah saat dimana kita sedang berkomunikasi langsung dengan Allah melalui ibadah
shalat.
Di dalam
kitab Bughyatul Mustarsyidin karya Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Husain
bin Umar Al-Masyhur ba’lawy halaman 45 diterangkan:
مسئلة ش) عطس في الصلاة سن له ان يحمد سرا ولو في اثناء الفاتحة لكنها
تنقطع بذلك فيعيدها)
Orang yang
bersin pada saat melaksanakan shalat tetap disunnahkan baginya untuk membaca
hamdalah, namun membacanya dengan cara sirri (suara pelan, tidak dengan suara
keras) sekalipun disaat tengah membaca surat Al-fatihah. Namun, bacaan fatihah tersebut
dianggap terputus sehingga diharuskan untuk mengulang kembali dari awal bacaan
fatihah tersebut.
Setelah
mengetahui hukum diatas, benak hati kita pun timbul pertanyaan baru, lalu
bagaimana hukumnya orang yang mendoakan orang yang bersin pada saat dia
melakukan shalat? Bolehkah?
Di dalam
kitab Al-fiqh ‘Ala Madzhibil ‘Arba’ah Juz
1 halaman 275 menyinggung mengenai hal tersebut
ومن الكلام المبطل تشميت العاطس فاذا شمت المصلى عاطسا بحضرته بطلت صلاته بشرط
ان يقول له " يرحمك الله " بكاف الخطاباما اذا قال له " يرحمه الله
" او " يرحمنا الله " فان صلاته لا تبطل بذلك عندالشافعية
والحنابلة اما المالكية و الحنفية بطلت صلاته
Sebagian diantara
perkataan yang membatalkan shalat adalah mendoakan orang yang sedang bersin.
Apabila orang yang sedang melaksakan shalat mendoakan kepada orang bersin yang
ada dihadapannya maka shalatnya dianggap batal dengan ketentuan lafadz do’a
yang dibaca adalah menggunakan bentuk mukhatab (bermakna kamu) yakni lafadz “yarhamukallah”.
Namun apabila orang yang melaksanakan shalat tadi menggunakan lafadz “yarhamuhullah
atau yarhamunallah” maka shalatnya tidak dianggap batal sesuai pendapat syafi’i
dan hanbali, sedangkan menurut pendapat maliki dan hanafi maka shalatnya
dianggap batal. (Asnawi Lathif)
aku mmg sempat bingung hukumnya gimana nih, tapi dah tahu sekarang
BalasHapusAlhamdulillah,,,,, semoga bermanfaat
Hapus