Subscribe:

Pages

Kamis, 16 Januari 2014

Embah Maemun Zubair Sebut 3 Model Penghafal Al-Qur'an

Rembang, NU Online
Para penghafal Al-Quran memiliki kecenderungan berbeda-beda. Mereka yang menghafal Al-Quran tidak selalu saleh. Mustasyar PBNU KH Maemun Zubair menyebutkan sedikitnya 2 jenis kecenderungan watak mereka di samping kecenderungan pertama.

Dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan harlah ke-47 Pesantren Al-Anwar yang diselenggarakan Himpunan Mutakharijin Mutakharijat Al-Anwar (HIMMA), tiga kecenderungan penghafal Al-Qur’an menjadi bahasan ceramah Embah Maemun.

“Pertama, dzalimun li nafsih ialah penghafal Al-Qur’an namun dzalim (menganiaya) terhadap diri sendiri dengan tindakan maksiatnya. Kedua, Muqtashid ialah penghafal Al-qur’an dengan jumlah dan mutu amal ibadahnya sedang-sedang saja,” terang Embah Mun, Kamis (9/1).

Sedangkan yang ketiga, sabiqun bil khairat. Mereka ialah penghafal yang sukses mengkaji Al-Qur’an, mengamalkan, mengajarkan, dan membimbing orang lain untuk mengamalkan Al-Qur’an, sebut Embah Maemun di hadapan ribuan santrinya.

Kendati demikian, Allah menyediakan ganjaran surga ‘Adn yang berisi perhiasan berupa gelang-gelang emas dan mutiara. Mereka akan mengenakan pakaian sutra.

“Namun melalaikan hafalan qur’an adalah dosa besar” pesan Embah Maemun kepada para hadirin yang diikuti pembacaan surat Al-Fathir ayat 32-33.

Menurut Kiai Maemun, banyak sahabat Rasul yang tidak hafal 30 juz Al-Quran. Tetapi mereka menghafal al-Baqarah disertai pemahaman maknanya dengan penuh resapan. Sedangkan di zaman sekarang banyak orang menghafal 30 juz namun sedikit ayat bahkan mungkin tidak satupun ayat yang dipahami dan diresapi maknanya, pungkas Embah Maemun. (Asnawi Lathif/Alhafiz K)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

komentar terbaru