Subscribe:

Pages

Minggu, 24 November 2013

Enaknya Curhat Sama Siapa Ya?

Pagi-pagi belajar kitab nashoihul ibad sob... biar nambah ilmu n hidup kita makin berkah. Yuk.....1,...2,....3.....
bismillahirrahmanirrahim
Maqolah31

Diriwayatkan dari Nabi SAW, sesungguhnya Beliau bersabda, “Barang saiapa yang pada waktu pagi hari (memasuki waktu subuh) dalam keadaan mengadu kepada manusia tentang kesulitan hidupnya, maka seakan-akan ia telah mengadukan Tuhannya.
 

“Sesungguhnya pengaduan selayaknya hanya kepada Allah karena pengaduan kesulitan hidup kepada Allah termasuk do’a. adapun mengadu kepada manusia menunjukkan tidak adanya ridha dengan pembagian Allah Ta’ala sebagaimana diriwayatkan dari AbdiLlah bin Mas’ud RA, telah bersabda RasuluLlah SAW, “Maukah kamu semua aku ajari sebuah kalimat yang diucapkan Musa AS ketika melintasi lautan bersama bani israil ?“.
 gambar
Kami semua menjawab ,”Baik Yaa RasuluLlah”.
RasuluLlah SAW bersabda,”Ucapkanlah kalimat ‘Allahumma laKal hamdu wa ilaiKal Musytakay wa Antal Musta’aan wa laa haula walaa quwwata illa biLlahil ‘Aliyyil ‘Adhiim” (Yaa Allah segala puji hanya untuk-Mu, dan hanya kepadamulah tempat mengadu, dan Engkaulah Penolong dan tiada daya upaya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Dzat Yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Maka berkatalah Al-A’masy, Tidaklah kami pernah meninggalkan membaca kalimat tersebut sejak kami mendengarnya dari Syaqiq Al-Asady Al kuufy.

Barang siapa pada waktu pagi hari berduka atas perkara duniawi, maka sesungguhnya ia telah marah kepada tuhannya. Artinya, barang siapa yang bersedih karena urusan dunia, sesungguhnya ia telah marah kepada Tuhannya, karena ia tidak ridha dengan qadha’ (takdir Allah) dan tidak bersabar atas cobaan-Nya dan tidak beriman dengan kekuasaan-Nya. Karena sesungguhnya apa saja yang terjadi di dunia ini adalah atas qadha Ilahi Ta’ala dan atas kekuasaan-Nya.

Dan barang siapa yang merendahkan diri kepada orang kaya karena melihat kekayaannya, maka hilanglah 2/3 agamanya. Artinya bahwa disyari’atkannya penghormatan manusia kepada orang lain adalah karena alasan kebaikan dan ilmunya bukan karena kekayaannya. Karena sesungguhnya orang yang memuliakan harta, sesungguhnya ia telah menyia-nyiakan ilmu dan amal shaleh.

Telah berkata Sayyidy Syaikh Abdul qadir Al-Jailany RA, “Tidak boleh tidak bagi seorang muslim pada setiap keadaannya selalu dalam tiga keadaan, yang pertama melaksanakan perintah, kedua menjauhi larangan, dan ketiga ridha dengan pembagian Tuhan.” Dan kondisi minimal bagi seorang mukmin adalah tidak terlepas dari salah satu dari tiga keadaan tersebut di atas, 

Semoga bermanfaat bagi saya pribadi dan para pembaca. Amin...

9 komentar:

  1. 1 PR-ku tentang hiwar Nabi li-iblis dlm maqalah ke-28 babul usyari belum terjawab smpai skrg. Sudah banyak santri dan ustadz yg saya tanya, tp belum bisa menjawab, ada pula yg belum berani menjawab. Apa sdh menemukan jawaban?

    BalasHapus
  2. (1). apakah benar hadits di bawah ini --yang tercantum dalam kitab Nasha'iul 'ibad Syaikh Nawawi al-Jawi باب العشاري maqalah ke-28 tentang percakapan Nabi Muhammad dan iblis-- adalah palsu?

    (2). Jika benar itu palsu, bagaimana kita menyikapinya mengingat kitab ini menjadi salah satu kitab kajian rutin kami di kampung?

    (3). Jika tidak palsu, di dalam kitab hadits apa kita bisa menjumpainya (selain dalam Nashaihul Ibad tersebut)?

    Sebelumnya saya sampaikan matur kasih.

    --> Ini redaksinya dalam Nashaihul 'Ibad tersebut: عن ابن عباس رضى الله عنهما انه قال: قال رسول الله ذات يوم لابليس: كم احباؤك من امتى؟ قال: عشرة نفر اولهم: الامام الجائر و المتكبر, و الغنى الذى الذى لا يبالى من اين يكتسب المال و فى ماذا ينفقه, و العالم الذى صدق الامير على جوره و التاجر الخائن و المحتكر, و الزانى و اكل الربا و البخيل الذى لا يبالى من اين يجمع المال و شارب الخمر ثم قال المصطفى: كم اعداؤك من امتى؟ قال عشرون اولهم انت يا محمد فانى ابغضك و العامل بالعلم, حامل القران اذا عمل بما فيه, و المؤذن لله فى الخمس صلوات و محب الفقراء و المساكين و اليتامى , و ذو القلب الرحيم و المتواضع للحق, وشاب نشأ فى طاعة الله , آكل الحلال, و الشبان المتحابان فى الله, و الحريص على الصلاة فى الجماعة و الذى يصلى باليل و الناس نيام , و الذى يمسك نفسه عن الحرام و الذى يدعوا للاموات, و الذى يكون ابدا على وضوء و السخي و حسن الخلق و المصدق بما ضمن الله له , و المحسن الى مستورات الارامل , و المستعد للموت.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebatas yang saya tau dr keterangan ktb durrotun nashihin dan sirojuth tholibin bahwa yang menyebutkan atau melontarkan tentang hiwar antara nabi kepada iblis adalah wahab bin munabbih. "wa dzukiro 'an wahab bin munabbh rohimahullahu ta'ala ANNAhu QOla.....dst"

      Hapus
    2. 1. Dan, kebetulan kitab durrotun nashihin sdh ditetapkan oleh para ahli hadits banyak hadits dhaif bahkan maudhu'.

      2. Jika dlm nashaih al-ibad disebutkan dari Ibnu Abbas. Jadi, keberadaan Wahab bin Munabbih (sbgmna dlm 2 kitab yg ente sebutkan), sama sekali belum menjawab 3 pertanyaan di atas.

      Bener bgtu, kan?

      Hapus
    3. 2 kitab diatas, itu mengisyaratkan bhwa yang berbicara itu bukan rasulullah langsung ( artinya tidak menyandarkan langsung bahwa itu QOLA rasulullah), akan tetapi disandarkan kepada wahab bin munabbih. berbeda dengan kitab nashoihul ibad yang langsung menyandarkan dawuh tersebut kepada rasulullah.

      Hapus
  3. 1. Bagaimana redaksi lengkapnya dalam Durrotun Nashihin dan Sirojuth Tholibin? setelah annahu qola ..... terusnya bagaimana?

    2. Dalam dua kitab itu, apa yg ente maksud Wahab bin Munabbih berdialog dengan iblis? Tentu tidak, bukan? Tetapi, Ibnu Munabbih itu berkata bahwa Nabi berdialog dgn iblis kan? Af'al yg dituturkan oleh Wahab ini kan jg termasuk hadits/sunnah Nabi. Jadi, keduanya sama2 tetap menyandarkan suatu hadits/sunnah kpd Nabi. yg satu menyandarkan berupa qaul, yg satu menyandarkn af'al beliau.

    BalasHapus
  4. Simpulan sementara:
    http://babarusyda.blogspot.com/2013/11/hadits-percakapan-nabi-dengan-iblis.html

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

komentar terbaru